Jalan Hidup Meraih Cita-Cita
Saya dulu pertama kali bercita-cita ingin menjadi
guru. Tapi lambat laun seiring waktu cita-cita itu berubah. Yakni ingin
menjadi pengusaha. Inginnya menjadi pengusaha pengembang software
termasuk website. Tapi mengingat kondisi indonesia yang tertinggal dalam
teknologi mungkin akan sulit. Bahkan kadang terlintas di pikiran untuk
menjadi pengusaha petani/peternak. Aneh memang. Dikala persepsi orang
yang memandang sebelah mata profesi ini. Ditambah saya ini bukan
mahasiswa pertanian atau peternakan. Melainkan mahasiswa Teknik
Informatika. Tapi itulah tantangannya. Orang Informatika harus mampu
mengelola informasi, mendayagunakan informasi untuk kebutuhan. Mampu
menyerap informasi dengan baik, meski otodidak. Termasuk ilmu dalam
menjadi pengusaha.
Mengenai menjadi guru atau pns. Itu masih ada dalam
rencana. Karena menjadi pengusaha membutuhkan dana. Menjadi guru/pns
merupakan langkah awal. Karena hal tersebut dapat menjamin keuangan
untuk kebutuhan dasar yang layak untuk mengantisipasi kegagalan dalam
merintis usaha.
Saya, Ervan Nur Adhitiya, lahir pada tanggal 3 maret
1992. Saya termasuk dalam daftar orang-orang yang terlambat bicara. Saya
baru bisa bicara saat umur 3 tahun. Masa kecil ku sungguh terasa
menyenangkan. Terima kasih Ibu Bapak. Sering sekali waktu kecil
terlintas ide gila di pikiranku. Dan entah mengapa rasa ingin tau itu
selalu hadir begitu kuat hingga saya acap kali tak dapat menolaknya.
Ketika umur 5 tahun, saya di masuk TK dharma wanita, satu-satunya TK di
desaku. Disana terdapat 2 guru yang mendidiku. Ada dua cerita unik yang
masih ku ingat mesra waktu itu. Suatu hari ibuku lupa memberiku uang
saku. Lucunya, q bilang kalau saya tidak bawa uang saku pada guruku. Dan
saya di beri uang seratus rupiah oleh guruku. Olehku uang itu aku
belikan jajanan 50 rupiah dan yang 50 rupiah saya kembalikan pada guru.
Yang kedua adalah pada suatu hari entah mengapa kedua orang tuaku
menjemputku (biasanya salah satunya). Bapak bawa motor dan ibu bawa
sepeda. Tanpa pikir panjang saku pun naik di boncengan sepeda ibu.
Kasihan bapak, tapi mau bagaimana lagi. Waktu kecilku penuh dengan
ide-ide yang aneh. Dan aku suka dengan hal-hal yang baru dan menantang.
Menginjak usia 5 tahun, saya masuk sekolah dasar di
SD Sembaturagung 1. Pertama masuk, prestasiku buruk, kelas 1 triwulan 1
mendapat rangking 6. Tapi setelahnya membaik menjadi rangking 1. Saya
sangat senang ketika ibuku tersenyum gembira disaat saya pulang dari
mengambil rapor. Itu sumber motivasiku. Seperti yang aku bilang
sebelumnya, sering terbesit pikiran-pikiran aneh waktu kecil. Pada kelas
4 SD, saat menonton TV mendadak saya ingin tau mengapa TV bisa
mengeluarkan gambar. Dan sebenarnya tersusun dari apakah gambar-gambar
itu. Dan segera saya mengintip layar TV dalam keadaan menyala. Jarak
mata dan TV kurang dari 1 centimeter. Di kala lain pernah pula ingin tau
bagaimana kenampakan cahaya jika dilihat dari dekat. Dan segera ku
mengambil senter dan menyorotkannya pada mataku.
Sekedar berbagi.
Kesimpulan dari dua dari sekian banyak hal aneh yang
saya lakukan waktu kecil adalah, pada kegiatan satu didapat bahwa gambar
pada televisi tersusun dari kotak-kotak kecil (baca : pixel) yang
warnanya berubah ubah setiap waktu. Dan tingkat kelelahan dari
masing-masing mata terhadap cahaya adalah berbeda. Sedang pada kegiatan
kedua terdapat garis-garis lingkaran pada cahaya yang datang. Jika salah
mohon maklum. Itu kesimpulan saya waktu dulu. Miingu berganti minggu.
Bulan berganti bulan hingga aku sering mendapati mataku merah. Pada
kelas 5 saya divonis minus 2 pada mata kanan ku dan minus 1,25 pada mata
kiriku. Hal ini tentu dapat menjadi penghambat dalam mencapai
cita-cita. Tapi ini bukan masalah besar yang perlu dibesar-besarkan .
Ada lagi, q waktu kecil suka mengutak-atik mainan,
mesin, atopun elektro. Dan kebanyakan barang yang saya bongkar tidak
kembali seperti semula (baca: rusak). Mungkin itulah penyebabnya saya
(sekarang – dulu belum ada komputer)memilih jurusan komputer saat
kuliah. Saya suka dengan teknologi dan hal yang bersifat baru.
Kemudian umur 13 tahun saya masuk SMP 1 Jakenan
melalui jalur pmdk. Saya masuk di kelas favorit (katanya sih begitu).
Dan mendapat 5 besar. Tapi sejak kejadian itu. Saat kelas 2 SMP. Saya
mengalami depresi berat sehingga prestasi pun menurun. Hingga akhirnya
saya lulus dari SMP dengan nilai NEM yang mengecewakan. Saya takut
dengan nilai tersebut, saya tidak dapat diterima di SMA 1 Jakenan.
Sampai saya mendengar kabar bahwa itu adalah hari terakhir pendaftaran
SMA 1 Pati, yang mana pendaftarannya paling awal daripada SMA yang lain
di daerah sana. Dua hari kemudian saya mengikuti tes. Saat pengumuman
saya senang bisa diterima. Banyak NEM nya yang lebih tinggi dari saya
tidak diterima disana. Syukur Alhamdulillah.
Tapi hal tersebut merupakan awal yang buruk bagiku.
Surah Al-Baqarah ayat 216
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Jarak sekolah yang terlalu jauh membuat saya sering
kelelahan sehingga saya menjadi jarang belajar. Kemudian saat kelas dua
saya masuk bimbingan tim olimpiade komputer. Membanggakan kelihatannya.
Karena untuk menjadi tim tersebut harus melalui 3 kali seleksi yang
ujian. Tapi itu bukan untukku. Saya yang lelah menjadi semakin lelah.
Pikiranku terbagi menjadi 3 blok besar. Yakni Belajar Komputer menurut
kehendakku, belajar logika dan pascal untuk tim, dan belajar materi
sekolah. Saya termasuk dalam orang-orang yang malas belajar. Saya lebih
suka melakukan hal-hal aneh dari materi tersebut daripada cuma
membacanya. Itulah benang merahnya. Ditambah lagi. bimbingan olimpiade
memaksaku untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (baca:
dikarantina). Kami bebas melakukan apapun dalam masa itu. Jadwal yang
padat tersebut ditambah lagi dengan ikut bimbel neutron. Membuatku harus
pulang malam. Ditambah lagi banyak tugas besar dari sekolah. Entah
pentas drama, entah diklat ekskul. Ekskul Paresmapa – Pecinta Alam SMA 1
Pati. Saya jarang aktif didalamnya. Saya senang bisa menjadi bagian
dari Paresmapa. Tapi saya yang mudah lelah waktu itu membuatku untuk
tidak mengikuti kegiatan paresmapa yang dapat untuk tidak saya ikuti.
Karena memang waktu itu saya juga dilarang mengikuti kegiatan-kegiatan
yang padat dari paresmapa oleh ibuku.
Hal ini diperburuk dengan suatu kejadian yang tak
dapat aku ceritakan disini. Saat kelas 2 SMA. Terasa lebih berat
daripada saat kelas 2 SMP. Saya mengalami depresi berat. Sangat berat.
–- Jangan menebak-nebak. Ini bukan mengenai orang tua. Orang tua ku
masih utuh. Alhamdulillah. Dan berhadap seperti itu sampai suatu saat
nanti ajal memisahkan —.
Minggu depannya ada Ujian semester. Sontak akupun tidak belajar. Dua
hal tersebut menjadi penghambatku meraih cita-cita. Mungkin sampai
sebulan saya stagnan. Banyak dari temanku memberiku semangat tapi tetap
tak pengaruh. Hingga suatu hari seorang teman berkata “ Sabar van”. Kata
yang singkat itu entah sihir apa, diterima dengan baik oleh pikiranku.
Yang membuatku bisa bertahan. Terima kasih teman. Aku berhutang budi
padamu. Seiring waktu prestasi mulai membaik. Saya mendapat NEM
rata-rata rada atas . Nilai rapor pun meningkat rada jauh. Tapi karena pada
Kelas 1. Materi pelajaran disampaikan dalam bahasa
Inggris (masa percobaan SBI-katanya sih begitu). Nah nilai NEM bahasa
inggris waktu smp aja suram.
Bagaimana bisa menerima pelajaran dengan baik. Tapi tak mengapa, masih
bisa baca dari buku ( buku bilinggual yang berat – jadi jarang saya bawa
– hal negatif).
Kelas 2. Bahasa inggris dikurangi karena katanya guru
Bahasa Indonesia memprotes hal tersebut tidak baik untuk siswa menerima
pelajaran. Ditambah dengan kejadian-kejadian diatas. Maka seperti
itulah. (hal negatif)
Kelas 3. Mulai membaik.
Surah Al-Baqarah ayat 286
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Saat kelas lulus saya mengalami kesulitan. Dimana
banyak universitas yang memblacklist sekolahku karena sering alumni yang
diterima di universitas tertentu tapi tidak diambil. Jadi saya pun
mengikuti ujian tertulis. Tapi itulah, materi kelas 1 dan 2 kurang
paham. Ditambah saya ini orang yang tidak betah belajar berlama-lama.
Saya sering ditolak universitas karena hasil tes yang kurang. Hingga
akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar Universitas Gunadarma.
Universitas yang saya pun belum tau sebelumnya. Saya mendaftar jalur
pmdk dan alhamdulillah diterima. Saya pun ikut snmptn. Karena sudah rada
tenang, saya pun ber spekulasi dengan memilih IPC dengan jurusan yang
ber passsing grade tinggi untuk IPA dan 1 cadangan untung IPS. Soalnya
saya pun tidak tau kemampuan IPS nya mau saya isi apa. Nggak pernah
pegang buku IPS masalahnya.
Saat pengumuman saya harus menerima cuma diterima jurusan cadangan.
Kampusnya sih bagus, Ugm. Tapi saya tidak minat. Karena saya suka dengan
yang berbau teknologi. Hati pun mulai iri ketika melihat teman yang
dapat masuk di jurusan yang mereka suka di PTN. Dan banyak dari mereka
yang diterima lebih dari satu universitas.
Di Gunadarma ini, saya ingin menunjukan bahwa saya
bisa. Pertama masuk saya rada canggung. Maklum saya orang pertama dari
daerahku yang masuk sana. Saya tak kenal siapa-siapa. Tidak diterima PTN
yang saya mau membuatku pesimis terhadap kemampuanku. Tapi alhamdulliah
pada semester 1 kemaren IP saya lumayan bagus. Semoga ini merupakan
pertanda baik. Amin
Surah Yusuf ayat 87
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.
Saya berharap dapat memperbaiki diri disini. Semoga
dapat wisuda dengan hasil yang terbaik. Dan dapat menjadi Dosen(guru)
seperti yang saya cita-cita kan. Jika ada umur panjang saya ingin
sekolah lagi melanjutkan S2 di UI. Semoga dapat terwujud. Di sela-sela
tersebut kelak jika sudah baik. Saya ingin membangun usaha sendiri,
syukur-syukur bisa memperkerjakan orang. Taukah, bahwa negara akan maju
jika wirausaha mencapai angak 2%. Indonesia baru nol koma. Belum
mencapai 1 %. Saya ingin menjadi orang sukses melalui wirausaha. Dan
ingin sekali dapat membantu mereka yang kurang beruntung.
Surah Al-Imran ayat 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu beruntung.
Banyak sekali rintangan untuk meraih cita-cita. Tapi
itu bukanlah menjadi masalah yang perlu di ungkit-ungkit. Baik nya
dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi kelak pada kita ataupun
anak cucu kita. Hanya Mereka yang Berani gagal dapat meraih
keberhasilan #F Kennedy
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11
0 komentar:
Posting Komentar